Wajib-Wajib Shalat Beserta Penjelasannya
Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr
Wajib-Wajib Shalat Beserta Penjelasannya adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة (pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat). Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 8 Sya’ban 1440 H / 14 April 2019 M.
Download kajian sebelumnya: Syarat-Syarat Shalat Beserta Penjelasannya
Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat
Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul 17.00 - 18.00 WIB.
Kajian Ilmiah Tentang Wajib-Wajib Shalat Beserta Penjelasannya
Pembahasan halaman 119 pada kitab شرح الدروس المهمة لعامة الأمة.
Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah bahwa wajib-wajib shalat ada 8;
- Semua takbir selain Takbiratul Ihram
- Bacaan Sami’allahu Liman Hamidah untuk imam dan orang yang shalat sendirian
- Bacaan Rabbana wa Lakal Hamdu untuk semua (untuk imam, untuk orang yang shalat sendirian dan untuk makmum)
- Bacaan Subhana Rabbiyal ‘Azim ketika ruku’
- Bacaan Subhana Rabbiyal A’la ketika sujud
- Bacaan Rabbigfirli 2x ketika duduk diantara dua sujud
- Tasyahud pertama dan duduk untuk tasyahud pertama
Perkataan beliau Syaikh bin Baz Rahimahullah “Pelajaran ke-8: wajib-wajib shalat” Maksudnya wajib-wajib shalat adalah gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan yang wajib ketika shalat.
Akan tetapi kedudukannya tidak seperti rukun-rukun shalat. Apabila wajib-wajib shalat ini ditinggalkan dengan tidak sengaja atau lupa bisa diganti dengan sujud sahwi dua kali diakhir shalat. Namun apabila wajib-wajib shalat ini ditinggalkan dengan sengaja, maka akan batal shalat seseorang.
1. Semua takbir selain Takbiratul Ihram
Wajib shalat yang pertama yaitu seluruh takbir-takbir dalam shalat selain Takbiratul Ihram. Karena telah kita sebutkan bahwasannya Takbiratul Ihram adalah rukun dari rukun-rukun shalat. Adapun takbir-takbir yang lain yaitu seperti takbir ketika ingin ruku’, ketika sujud, bangkit dari sujud, dan takbir-takbir yang lain semuanya adalah wajib-wajib shalat. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, beliau mengatakan:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَبِّرُ فِي كُلّ خَفْضٍ وَرَفْعَ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam senantiasa bertakbir ketika ingin ruku’ atau sujud dan ketika bangkit.” (HR. Ahmad)
2. Bacaan سمع اللهُ لمن حَمدَه (Sami’allahu Liman Hamidah)
Wajib shalat yang kedua dan ketiga adalah bacaan Sami’allahu Liman Hamidah untuk imam dan orang yang shalat sendirian. Juga bacaan Rabbana wa Lakalhamdu untuk semua (untuk imam, untuk makmum dan untuk orang yang shalat sendirian).
Maka imam mengucapkan Sami’allahu Liman Hamidah. Juga orang yang shalat sendirian ketika bangkit dari ruku’ dia membaca Sami’allahu Liman Hamidah. Dan semuanya, yaitu imam, makmum dan orang yang shalat sendirian ketika mereka bangkit dari ruku’, mereka membaca Rabbana wa Lakalhamdu.
Dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu yang menjelaskan tentang tata cara shalat Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca atau mengatakan Sami’allahu Liman Hamidah ketika bangkit atau ketika mengangkat punggungnya dari ruku’. Juga dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, kemudian beliau membaca Rabbana wa Lakalhamdu.
Dalam riwayat yang lain, beliau membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ
“Ya Allah, Rabb kami, hanya untukmulah segala pujian.” (HR. Bukhari)
Dan arti dari Sami’allahu Liman Hamidah yaitu “Allah mengabulkan bagi hambaNya yang memuji kepada Rabb Subhanahu wa Ta’ala” Karena pendengaran di sini maksudnya adalah pengabulan.
4. Bacaan Subhana Rabbiyal ‘Adzim
Wajib shalat yang keempat dan kelima adalah bacaan سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ (Subhana Rabbiyal ‘Adzim) ketika ruku’ dan bacaan سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى (Subhana Rabbiyal A’la) ketika sujud.
Dalam hadits Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau mengatakan:
كَانَ يَقُولُ فِى رُكُوعِهِ « سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ ». وَفِى سُجُودِهِ « سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى »
“Dahulu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca ketika ruku’ سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ (Subhana Rabbiyal ‘Adzim) dan ketika sujud سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى (Subhana Rabbiyal A’la”
Juga Nabi ‘Alaihish shalatu was Salam bersabda:
فَأَمَّا الرُّكوعُ فَعَظِّموا فيهِ الرَّبَّ
“Adapun ketika ruku’ maka agungkanlah Tuhanmu.” (HR. Muslim)
Dan termasuk bentuk pengagungan kepada Rabb yaitu engkau membaca سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ (Maha Suci Rabbku yang Maha Agung).
Juga bisa membaca:
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
“Maha Suci Dzat yang memiliki keperkasaan, kerajaan, kesombongan, dan keagungan”
Juga dalam hadits yang Shahih, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca do’a ini ketika ruku’ dan ketika sujud.
6. Bacaan رَبِّ اغْفِرْ لِي Rabbighfirli
Wajib shalat yang keenam adalah bacaan Rabbighfirli ketika duduk diantara dua sujud. Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa mengatakan ketika duduk diantara dua sujud:
رَبِّ اغْفِرْ لِي، رَبِّ اغْفِرْ لِي
“Wahai Rabbku ampunilah aku, Wahai Rabbku ampunilah aku.” (HR. Ahmad)
7. Tasyahud pertama dan duduk untuk tasyahud pertama
Wajib shalat yang ketujuh dan kedelapan adalah tasyahud pertama dan duduk untuk tasyahud pertama. Dalam hadits:
إِذَا قَعَدْتُمْ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ ، فَقُولُوا : التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ
“Jika kalian duduk ketika shalat setelah 2 rakaat maka bacalah attahiyyatulillah.” (HR. Ahmad)
Juga dalam hadits disebutkan bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri ketika shalat dzuhur pada rakaat ketiga dan tidak duduk untuk tasyahud pertama. Maka setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Dan ini adalah dalil bahwasannya duduk atau tasyahud pertama dan duduk untuk tasyahud pertama adalah termasuk wajib dari wajib-wajib shalat dan bukan rukun dari rukun-rukun shalat. Karena wajib cukup diganti dengan dua sujud sahwi, adapun rukun jika seseorang meninggalkannya maka shalatnya bathil.
Pelajaran 9 – Penjelasan Tentang Tasyahud
Berkata Syaikh bin Baz Rahimahullah, “Pelajaran ke-9: Penjelasan Tasyahud”
Simak pada menit ke-14:06
Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Wajib-Wajib Shalat Beserta Penjelasannya
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47055-wajib-wajib-shalat-beserta-penjelasannya/